KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
“PENYAKIT AKIBAT JAMUR MIKOSIS SISTEMIK DAN
MIKOSIS SUPERFICIAL”
Dosen
Pengampu : dr. Danu Letariyanto
DISUSUN
OLEH :
NAMA : MARNAAM
NIM : P.174.24.212.021
KELAS : SAKURA / REGULAR 1
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM
STUDI D.III KEBIDANAN MAGELANG
2012/2013
Fungi (jamur) termasuk dalam phylum Thallophyta. Sebagian besar hidup
sebagai saprophy dan sebagian kecil sebagai parasit pada tumbuhan hewan dan manusia.
Fungi mempunyai dinding sel
dan inti yang jelas. Dapat berupa sel tunggal, misalnya ragi atau terdiri atas
banyak sel. Yang terdiri atas banyak sel, bentuknya memanjang berupa fillamen
yang disebut hyphe. Hyphe ini ada yang berseptum ada yang tidak. Bila hyphe ini
terus tumbuh dan bercabang-cabang, terbentuklah tumbuhan yang disebut miselium.
Miselium yang menonjol dari permukaan substrat disebut mesilium aerial,
miselium yang menembus ke dalam substrat dan yang mengabsorpsi zat makanan
disebut miselium vegetatif.
Fungi berkembang
biak dengan jalan membelah diri, bertunas atau dengan spora.
a b c
ket : a. Hyphe (mesillium) dari fungi yang
terdiri atas banyak sel.
b. Sel ragi (fungi sel tunggal) dari
saccaromyces cerevisiae.
c. spora jamur.
Di
laboratorium jamur pathogen ditanam pada perbenihan Sabouraud glucosa agar.
Perbenihan sabouraud glukosa agar terdiri atas :
Glukosa (maltosa) 40,0 gram
Pepton 10,0 gram
Agar 20,0 gram
Aqua 1.000 cc
Pada perbanihan sabouraud
glukosa agar ditambahkan chloramphenicol
dan cyclphexamide untuk menghambat
pertumbuhan kanker bakteri atau jamur saprophyt yang mungkin ada, sebagai
kontaminan pada specimen. Perbenihan memiliki pH 5,7 (asam) agar bakteri tidak
bisa tumbuh. Fungi ada yang bermanfaat
ada juga yang merugikan adalah sebagai berikut :
Ø Yang bermanfaat
a.
Dalam
proses pembusukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan sehingga menjadi
mineral-mineral, untuk dikembalikan ke tanah agar dapat digunakan lagi oleh
tumbuhan.
b.
Dalam
proses-proses industri
Misalnya :
- Saccharomyces cerevisiae untuk pembuatan
alkohol atau bir, Aspergilus niger untuk pembuatan asam sitrat.
- Untuk pembuatan antibiotika
Penicillin oleh Penicillium notatum
Fumagillin oleh Aspergillus
fumigatus
- Untuk pembuatan makanan
Oncom oleh Monilia sitophila
Tempe oleh Rhizophus nigricans
Tape oleh Sacchaaromyces sp.
Ø Yang merugikan
a.
Merusak
pakaian, buku-buku dan makanan yang disimpan lama.
b.
Menimbulkan
penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.
Penyakit
yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis yatu mikosis sistemik dan
mikosis superfisial.
MIKOSIS
SISTEMIK
(PRIMER
DAN OPORTUNIS)
Mikosis sistemik merupakan infeksi jamur yang mengenai
organ – organ dalam seperti jaringan subcutan, paru-paru, ginjal, jantung,
mukosa mulut, usus dan vagina. Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi
sistemik primer dan infeksi oportunis.
A.
INFEKSI
SISTEMIK PRIMER : Ada beberapa infeksi yang
disebabkan oleh jamurzyaitu:
1.
Nocardiosis
2.
Kriptokokosis
3.
Histoplasmosis
4.
Koksidioidomikosis
5.
Blastomikosis
B.
INFEKSI
OPORTUNIS : Ada beberapa infeksi yang
disebabkan oleh jamur yaitu :
1.
Kandidiasis
2.
Aspergilosis.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
infeksi diatas yang meliputi ; pengertian, organ yang diserang, diagnosa,
kultur, terapi dan gambarnya.
A. INFEKSI
SISTEMIK PRIMER
1. NOCARDIOSIS
a.
pengertian
Nokardiadis
adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh Nocardia sp. Nocardia spesies
terdapat dialam bebas,di tanah sebagai saprofit.Penyakit terjadi karena
inhalasi jamur(terhirup).infeksi ini lebih sering terjadi pada laki – laki dari
pada perempuan .manusia jarang terkena Nocardia sp. kecuali
pada individu yang irnnunokomporis.terdapat dua bentuk nokardiosis yaitu
nokardiosis sistemik dan nokardiosis misetoma. Sejarah : Nokardiosis padamanusia
pertama kali dilaporkan oleh Eppinger (tahun 1890).Pada tahun 1895 Blanchard
menggolongkan penyakit ini dalam genus Nocardia.
b. Organ yang diserang
Paru-paru menyebar melalui darah dan dapat
menginfeksi ginjal dan otak.
c. Distribusi Geografik
Nokardiosis ialah penyakit kosmopolit .Di Indonesia
telah dilaporkaan penderita nokardiosis paru diantaranya disebabkan
oleh N. Brasiliensis
Morfologi:
Nocardia berukuran diameter < I
mikron,bersifat Gram positif Nocardia asteroides, N.
Brasiliensisbersifat tahan asam sebagian .Koloni Nocardia bersfat
aerob.
d. Patologi dan Gejala Klinis
Infeksi terjadi dengan inhalasi
jamur,kelainan primer terdapat dalam paru dan menyerupai penyakit paru lain
.Dengan penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain terutama ke otak dan
ginjal.
Faktor predisposisi ialah keadaan
umum yang baik termasuk gangguan sistem imun.
e. Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan
pemeriksaan sputum, biopsi dan bahan klinik lainnya. Pada pemeriksaan langsung dengan pulasan Gram atau
tahan asam N. asteroides atau N. Brasiliensis tampak
sebagai hifa halus bercabang dan tahan asam pada pulasan gram bersifat Gram
positip.
f. Kultur.
Tumbuh lambat pada media jamur atau nutrient agar
berwarna putih atau kuning dan secara aerob.pembiakan memerlukan waktu hingga 3
minggu. Koloni berbentuk Glabrous, irreguler atau granuler .
g. Terapi
obat pilihan untuk nokardiosis ialah sulfonamid atau
trimetropin – sulfometoksazol. sulfonamide diberikan 3 – 6 g/hari selama 6 – 12
bulan.Bila suudah menyebar ke otak, bisa diberikan sulfonamid karena obat ini
mampu menembus cairan otak dan bertahan dalam konsentrasi tinggi.bila pasien
alergi terhadap sulfonamid maka bisa diberian ampisilin,klidamisin,eritromisin
atau minosiklin.Obt lain yang juga bisa diberikan ialah
kloramfenicol dan tetrasiklin.
h.
Gambar
2. KRIPTOKOKOSIS
a.
Pengertian
Merupakan
infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus
neoformans . Jamur ini hidup ditanah yang mengandung kotoran burung
merpati, menyebabkan penyakit Meningitis. Infeksi terjadi jika spora masuk
melalui inhalasi ke paru –paru, jamur berkembang biak dalam alveoli dan dapat
menimbulkan penyakit pada paru-paru jika faktor predisposisi
mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan karena
ringan, tetapi jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang menonjol barulah
dilakukan pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
b.
Organ
yang diserang
Terjadi diparu-paru dimana spora masuk melalui
inhalasi dan jamur berkembang biak dalam alveoli dan dapat menimbulkan penyakit
pada paru-paru jika faktor
predisposisi mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan
karena ringan, tetapi jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang menonjol
barulah dilakukan pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
c.
Diagnosa
Bahan
pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung
merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan KHO tinta cina
untuk melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval.
d.
Kultur
Biakan
pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid
(berlendir).
e.
Terapi
Obat yang dipilih adalah Amfoterisin B IV ±
flusitosin 0,3-0,6 mg/kg/hari IV : dosis total : 15-20 mg/kg (amfoterisin)
100-150 mg/kg/hari po (flusitosin A). Pilihan lain : ketokonazol 200-800
mg/hari po atau flukonazol 200 mg/hari.
f.
Gambar
3.
HISTOPLASMOSIS
a.
Pengertian
Merupakan
infeksi yang disebabkan oleh jamur His toplasma capsulatumyang
bersifat dimorfik dan menyebabkan penyakit histoplasmosis. Infeksi
terjadi jika spora masuk melalui inhalasi pada paru-paru dan menimbulkan
peradarangan setempat, diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional.
Dengan foto Rontgen tampak gambaran menyerupai tuberculosis paru. Jika infeksi
dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi menyebar ke
seluruh organ dalam dan dapat menimbulkan kematian.
b.
Organ yang
diserang
Di
paru-paru jika spora masuk melalui inhalasi dan menimbulkan peradarangan
setempat, diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional.
c.
Diagnosa
Histoplasmosis dapat didiagnosis melalui
sampel yang diambil dari jamur dahak, darah, atau organ yang terinfeksi. Juga
dapat didiagnosis melalui deteksi antigens terhadap sampel darah atau urine
dengan cara ELISA atau PCR. Juga dapat didiagnosis dengan tes antibodi terhadap
Histoplasma di dalam darah. Tes kulit Histoplasma dapat juga menunjukkan apakah
seseorang telah terpapar/terekspos penyakit ini, tetapi tidak dapat menunjukkan
apakah mereka terkena penyakit (terinfeksi).
d.
Kultur
Bahan
pemeriksaab ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni :
- Koloni
Yeast jika diinkubasi pada suhu 37˚ C
- Koloni
Mold jika diinkubasi pada suhu ruang.
Jika
dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast tampak spora yang
berbentuk oval.
Dan
pada koloni mold jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka tampak hifa- hifa
dan makrokonidia.
e.
Terapi
Obat
yang bisa digunakan adalah
-
Itrakonazol po, 200
mg bid po x 6-12 bulan, pilihan lain ketokonazol 400 mg/hari x 6-12 bulan
(sampai 800 mg/hari) atau amfoterisin B 0,5-0,6 mg/kg/hari IV : dosis total :
30-40 mg/kg untuk penderita terpilih sakitnya serius mendapat imunosupresi atau
gagal dalam pengobatan oral.
-
Itrakonazol po, 600
mg/hari x 3 hari, kemudian 200 mg bid po x 12 minggu. Pilihan lain :
ketokonazol 400 mg/hari x 6-12 bulan (sampai 800 mg/hari) atau amfoterisin B
0,5-0,6 mg/kg/hari IV
-
Amfoterisin B IV
Itrakonazol : 0,2-1,0 mg/kg/hari IV ; dosis total 30-40 mg/kg 600 mg/hari x 3
hari, kemudian 200 mg po bid.
-
Setelah
sembuh dari infeksi ini maka akan terbentuk imunitas dalam tingkat tertentu
yang mencegah terjadinya infeksi serupa. Jika infeksi telah menyerbar maka
pemberian amfoterisin B sering kali dapat menyembuhkan. Akan tetapi pada
penderita AIDS diperlukan terapi khusus.
f.
Gambar
4.
KOKSIDIOIDOMIKOSIS
a.
Pengertian
Merupakan
mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh Coccidioides immitis.Gejalanya mirip dengan pneumonia yang
lain,berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang biasaya disertai dengan
pleuritis.
b. Organ
yang terserang.
Paru-paru.
c.
Diagnosa
Bahan
: sputum, cairan serebrospinalis,jaringan biopsi dan nanah.
-
Sediaan langsung KOH
10%
-
Pemeriksaan
histopalogi
-
Biakan agar sabouraud
pada suhu kamar
d.
Kultur
Biakan
pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid
(berlendir).
e.
Terapi
Koksidioidomikosis
primer : sembuh sendiri
Koksidioidomikosis
progredif : amfoterisin B intervena
f.
Gambar
5.
BLASTOMIKOSIS
a. Pengertian
Blastomikosis adalah
penyakit granulomatosa kronis dan supurativa yang mempunyai tahap paru primer
yang seringkali diikuti dengan penyebaran ke bagian tubuh yanglain, terutama
kulit dan tulang. Meskipun penyakit ini telah lama diperkirakan
terbatas pada benua Amerika Utara, pada tahun-tahun belakangan ini kasus
autokton telahdidiagnosis di Afrika, Asia dan Eropa. Semua bukti klinis dan
epidemiologi yangtersedia mengindikasikan bahwa manusia dan binatang yang lebih
rendah terkena blastomikosis dari beberapa sumber di alam. Meskipun
demikian, habitat alami dari Blastomyces
dermatitidis belum jelas, meskipun sebagian laporan mengatakan
bahwaia diisolasi dari tanah
b.
Organ yang terserang.
saluran
pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem
syaraf.
c.
Diagnosa
-
Bahan klinis:
Kerokan kulit, sputum
dan bilas bronkus, cairan serebrospinal,cairan pleura, dan darah, sumsum
tulang, urin dan biopsi jaringan dari berbagai organ dalam.
-
Mikroskopik
langsung:
(a). Kerokan
kulit harus diperiksa menggunakanKOH 10% dan tinta Parker atau calcofluor
white mounts;
(b). Eksudat dancairan
tubuh harus disentrifugasi dan sedimennya diperiksa denganmenggunakan KOH
10% dan tinta Parker atau calcofluor white mounts,
(c). Potongan jaringan
harus diwarnai dengan PAS digest, Grocott’s methenaminesilver (GMS) atau
pewarnaan Gram.
d.
Kultur
Biakan
pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid
(berlendir).
e.
Terapi
Melalui pemberian
ketokonazol dan intrakonazol selama 6 bulan akan bermanfaat.
f. Gambar
B.
INFEKSI OPORTUNIS
1.
KANDIDIASIS
a.
Pengertian
Merupakan
infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida
, Candida yang paling patogen adalah Candida albicans dan paling
sering ditemukan . Genus ini hidup sebagai saprofit dan merupakan flora
normal kulit dan selaput mukosa, saluran pencernaan, vagina dialam ditemukan
pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik
Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu berbentuk hifa / speudohifa ditemukan pada
penyakit atau bentuk patogen dan berbentuk ragi / yeast merupakan bentuk
istirahat sebagai saprofit. Kandida berada pada jaringan yang mati dan
melakukan invasi kebawah permukaan kulit atau mukosa yang luka, terjadinya invasi
ke jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh faktor virulensi, kolonisasi pada
kulit serta terjadinya penurunan daya tahan tubuh. Faktor virulensi berperan
dalam terjadinya adhesi candida pada endotel dan epitel, sekresi enzim
memudahkan invasi jaringan dan kemampuan mengatasi imunitas inang, candida
mampu membentuk pseudohifa dan enzim proteinase aspartat untuk menembus sel
jaringan inang.Terdapat beberapa bentuk gambaran klinik yaitu:
1. Kandidiasis kutis,
terdiri dari : Kandidiasis intertriginosa, Paronikia, Diaper
diseases (kandidiasis popok)
dan Granuloma kandida
2. kandidiasis mukokotan terdiri dari :
o
Pada mulut : thrush,
glosistis, stomatis, chelitis, perleche
o
Vaginitis
o
Bronkhus dan paru
–paru
o
Saluran pencernaan
o
Kandidiasis mukokutan
kronik
3.
kandidiasiszSistemikzterdirizdariz: Tractuszurinarius, Endokarditis, Meningitis, Septikemia, Kandidemia
latrogenik dan Kandidiasis desiminata.
b.
Organ yang terserang
Organ yang sering terserang kandidiasis adalah kulit,
kuku dan organ dalam tubuh (vaginitis, bronkhus, paru –paru, saluran pencernaan,mulut).
c.
Diagnosa
Bahan
pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata, mukosa
mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10 %. Secara
mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram
positip. Ditemukan blastospora, klamidospora, pseudohifa.
d.
Kultur
Pada
media Sabaroud agar koloni tampak krem konsistensi smooth
Bau
seperti ragi.
e.
Terapi
-
Nystatin S & S,
Clotrimazole troches, Ketokonazol po, Fukonazol po : 500.000 unit 3-5x/hari x
10-14 hari 10 mg troches 3-5 x/hari x 10-14 hari 200-400 mg/hari po 50-200
mg/hari po.
-
Mikonazol topika :
krim itervaginal (2%) atau supositoria (100mg) qd x 7 hari atau supositoria
(200mg) qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-
Klotrimazol topika :
krim intervanina (1%) atau tablet (100mg) qd x 7 hari atau supositoria (200 mg)
qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-
Ketoknazol po : 200
mg po bid x 5-7 hari atau 400 mg po x 3 hari
-
Flukonazol po : 150
mg po x 1
-
Intrakonazol po : 400
mg, 200 mg/hari x 2 hari.
f.
Gambar
2. ASPERGILOSIS
a.
Pengertian
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini terdapat
dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi dari udara. Aspergilus
termasuk jamur kontaminan. Species yang sering dianggap penyebab penyakit
adalah : A. Fumigatus, A. niger, A. flavus. Cara infeksi tergantung lokasi
yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis
kulit, Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis
sistemik
b.
Organ yang terserang
Sering
yang terserang adalah bagian kulit
c.
Diagnosa
Bahan
pemeriksaan berasal dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan
kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan langsung dari bahan pemeriksaan
ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora, ditemukan bangunan
aspergilus vesikel, sterigmata
d.
Kultur
Pada
media Sabaroud agar dapat tumbuh cepat pada suhu ruang membentuk koloni
mold yang granuler, berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu
ciri identifikasi. Aspergilus fumigatus koloni berwarna hijau, Aspergilus
niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau
kuning.
e.
Terapi
-
Itrakonazol po : 400
g/hari, kurang efektif.
-
Amfoterisin B IV :
1.0-1,5 mg/kg/hari IV ; dosis total 30-40 mg/kg Flucytosine (100 mg/kg/hari po)
atau rifampin (600 mg/kg/hari po) kadang-kadang ditambahkan tetapi
kemanjurannya tidak dapat dipastikan.
f.
Gambar
MIKOSIS
SUPERFICIAL
Mikosis superfisial
yaitu nikosis yang menyerang kulit,kuku dan rambut terutama disebebkan 3 genera
jamur yaitu Trichopyton, microsporum dan epidermophyton. Bahan pemerikasaan
untuk labotarim berupa bagian yang terkena infeksi seperti rambut, kerokan dari
lesi-lesi kulit dan kuku.
Pencegahan penyakit
dengan mencegah kontak dengan penderita, meningkatkan hygiene pribadi dan
senitasi lingkungan. Penyakit
ini banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan penyakit rakyat. Berdasarkan
topografinya ( bentuk klinis ) Mikosis Superfisialzadaz2zyaituz: Dermatofitosis
dan Non dermatofitosis.
A. DERMATOFITOSIS
Penyakit
yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna
keratin kulit ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang
lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampaim stratum
basalis.Penyebabnya adalahzgenus
: Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari penderita ( manusia / Antropofilik ). Berdasarkan daerah infeksi ada beberapa istilah yaitu :
- Tinea Capitis ( jamur yang menyerang daerah kepala )
- Tinea Barbae ( menyerang daerah jenggot )
- Tinea Cruris ( menyerang daerah pantat )
- Tinea Pedis ( menyerang kaki )
- Tinea unguium ( menyerang kuku )
- Tinea Corporis ( menyerang badan )
- Tinea interdigitalis ( menyerang jari kaki, tangan ).
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari penderita ( manusia / Antropofilik ). Berdasarkan daerah infeksi ada beberapa istilah yaitu :
- Tinea Capitis ( jamur yang menyerang daerah kepala )
- Tinea Barbae ( menyerang daerah jenggot )
- Tinea Cruris ( menyerang daerah pantat )
- Tinea Pedis ( menyerang kaki )
- Tinea unguium ( menyerang kuku )
- Tinea Corporis ( menyerang badan )
- Tinea interdigitalis ( menyerang jari kaki, tangan ).
1. TINEA
CAPITIS (jamur yang menyerang daerah kepala).
a. Pengertian
Adalah infeksi jamur yang menyerang stratum corneum
kulit kepala dan rambut kepala. Disebabkan oleh genus Mycroportum dan Trichophyton. Rambut yang terkena tampak
kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendej-pendek pada daerah yang
botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah.
b.
Organ
yang terserang
Penyakit infeksi jamur ini hanya menyerang pada
daerah kepala.
c.
Diagnosa
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang
mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau
kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan
diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek –
pendek dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan
pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna
emas atau orange.
d.
Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna
putih bila dibalik tampak warna merah.
e.
Terapi
pada infeksi kuli
kepala rambut dapat dicabut degan tangan, sering keramas dan mengunakan krim
antijamur mikonizol
f.
Gambar
2. TINEA BARBAE
( menyerang
daerah jenggot ).
a. Pengertian
Merupakan infeksi jamur yang menyerang
daerah yang berjanggut dan kulit leher, rambut dan folikel rambut. Penyebabnya
adalah Trichophyton mentagrophytes,
Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
b. Organ yang terserang
Yang sering terserang pada daerah yang
berjanggut dan kulit leher.
c. Diagnosa
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang
mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau
kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan
diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek –
pendek dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada
daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d. Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna
putih bila dibalik tampak warna merah.
e. Terapi
-
Mikonazol topika :
krim itervaginal (2%) atau supositoria (100mg) qd x 7 hari atau supositoria
(200mg) qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-
Klotrimazol topika :
krim intervanina (1%) atau tablet (100mg) qd x 7 hari atau supositoria (200 mg)
qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-
Ketoknazol po : 200
mg po bid x 5-7 hari atau 400 mg po x 3 hari
f. Gambar
3. TINEA CRURIS ( menyerang daerah pantat ).
a.
Pengertian
Merupakan infeksi mikosis superfisial
yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula
mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum atau Trichophyton
sp. Pencegahan dengan menjaga htgiene pribadi, jangan meminjam pakaian
ataupun handuk penderita.
b. Organ yang terserang
Yang
terserang pada daerah pantat.
c. Diagnosa
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang
mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau
kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan
diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek –
pendek dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada
daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d. Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna
putih bila dibalik tampak warna merah.
e. Terapi
-
Ketokonazole. Obat
per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang
bersifat fungistatik.
-
Itrakonazole merupakan
suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang
bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
f. Gambar.
4. TINEA
PEDIS ( menyerang
kaki ).
a.
Pengertian
Merupakan penyakit Infeksi menyerang
jaringan antara jari-jari kaki dan berkembang menjadi vesikel-vesikel kecil
yang pecah dan mengeluarkan cairan encer, disebabkan oleh Trichophyton rubrum, T. Mentagrophytes, Epidemirmophyton floccosum.Kulit
antara jari kaki mengalami pengelupasan dan kulit pecah-pecah, dapat juga
terjadi infeksi skunder. Pencegahannya dengan jaga kebersihan badan dan
lingkungan.
b.
Organ yang
terserang
Hanya
menyerang pada bagian kaki saja.
c.
Diagnosa.
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang
mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau
kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan
diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek –
pendek dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada
daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d.
Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna
putih bila dibalik tampak warna merah.
e. Terapi
Fase akut : rendam dalam kalium permanganat 1 : 5000
sampai peradangan mereda, kemudian berikan bahan kimia anti jamur (asam
benzoat, asam salisilat, krim asam undersilat, krim mikonazol).Pada fase
menahun : Berikan bahan kimia krim antijamur pada waktu malam dan bahan kimia
bedak antijamur pada siang hari.
f.
Gambar
5. TINEA
UNGUIUM
( menyerang kuku ).
a.
Pengertian
Tinea unguium (ringworm of the nail)
adalah kelainan lempeng kuku yang disebabkan oleh invasi/infeksi jamur
dermatofit. Sedangkan onikomikosis adalah invasi/infeksi pada kuku yang
disebabkan oleh jamur yang termasuk dermatofit, kandida, dan kapang yang lain.
b. Organ yang terserang
Yang
sering terserang pada kuku kaki dan kuku tangan.
c. Diagnosa
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang
mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau
kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan
diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek
dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada
daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d. Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna
putih bila dibalik tampak warna merah.
e. Terapi
Pengobatan dapat secara topikal maupun
sistemik, tetapi umumnya pengobatan topikal tidak efektif. Pengobatan topikal
dapat diberikan bila hanya 1-2 kuku yang terkena dan tidak sampai menyerang
matriks kuku.
Beberapa cara
pengubatan topikal dapat digunakan:
1. Cara klasik menggunakan obat
antidermatofit topikal dan sedapat mungkin menghilangkan bagian yang rusak
misalnya dengan pengikiran atau kuretase kuku. Obat antidermatofit yang dapat
dipakai antara lain golongan azol, haloprogin, siklopiroksilamin, dan alilamin.
Solusio glutaraldehid 10 % dan krim tiabendazol 10 % dengan bebat oklusif juga
dapat digunakan.
2. Avulsi (pengangkatan) kuku yang
diikuti pemberian obat antidermatofit topikal. Avulsi kuku dapat dilakukan
dengan bedah skapel atau bedah kimia, misalnya dengan menggunakan urea. Sediaan
kombinasi urea 40 % dan bifonazol yang terdapat di beberapa negara juga dapat
dipakai untuk cara ini.
3. Obat topikal lain antara lain
cat kuku berisi siklopiroksolamin 5% dan cat kuku berisi amorofilin 5%.
Untuk
pengobatan sistemik dapat dipakai:
1. Griseofulvin 0,5 – 1 gram/hari.
Untuk infeksi kuku tangan dibutuhkan pengobatan rata-rata 4-6 bulan, sedangkan
untuk kuku kaki 8-18 bulan. Tetapi keberhasilan pengobatan ini rendah dan
rekurensi tinggi.
2. Itrakonazol. Semula dianjurkan
penggunaan dosis 200 mg per hari selama 3 bulan pada infeksi kuku kaki.
Akhir-akhir ini penggunaan terapi pulse 400 mg per hari selama
seminggu tiap bulan memberi hasil baik dalam 3 bulan.
3. Terbinafin. Dosis 250 mg per
hari selama 1,5 bulan pada infeksi kuku tangan dan selama 3 bulan pada kuku
kaki.
Kombinasi pengobatan sistemik dan
topikal dapat meningkatkan angka kesembuhan selain mengurangi masa penggunaan
obat sistemik, misalnya pada kombinasi griseofulvin dengan amorolfin cat kuku
serta kombinasi griseofulvin dengan solusio tiokonazol.
f. Gambar .
6. TINEA CORPORIS ( menyerang badan ).
a.
Pengertian
Tenea Corporis atau Tinea Kurtis
(Kurap) adalah penyakit yang menyerang kulit tubuh yang tidak berambut,
disebabkan oleh serangan jamur T. Rubrum,
T metagrophytes, E. floccosum. Hifa tumbuh aktif ke arah pinggir cincin
stratum korneum yan belum terserang. Sering menimbulkan lesi-lesi anuler kurap,
dengan bagian tengah bersisik dikelilingi oleh pingiran merah meninggi sering
mengandung volikel. Waktu hifa menjadi tua dan memisahkan diri menjadi
artrospora, sel-sel yang mengandung artrosphora mengelupas, sehinga pada
beberapa kasus terdapat bagian tengah yang bersih pada lesi kurap.Pencegahannya
dengan jaga kebersihan badan dan lingkungan.
b. Organ yang terserang.
Bisa menyerang pada seluruh tubuh terutama pada orang
yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
c. Diagnosa
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang
mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau
kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan
diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek –
pendek dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada
daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d. Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna
putih bila dibalik tampak warna merah.
e. Terapi
Gunakan asam benzoat, asam salisilat, krim asam
undersilat, krim mikonazol.
f. Gambar.
7. TINEA INTERDIGITALIS ( menyerang jari kaki, tangan ).
a.
Pengertian.
Penyakit
yang menyerang jari kaki dan tangan kususnya karena kelembaban kulit dan
kekebalan tubuh yang rendh
b.
Organ yang terserang
Menyerang
pada jari kaki dan tangan.
c.
Diagnosa
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang
mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau
kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan
diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek –
pendek dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada
daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d.
Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna
putih bila dibalik tampak warna merah.
e.
Terapi
-
Griseofulvin merupakan
obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel
utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 -
0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-
Ketokonazole. Obat
per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang
bersifat fungistatik.
-
Itrakonazole merupakan
suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang
bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-
Terbinafin berfungsi
sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama
2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.
f.
Gambar.
B. NON
DERMATOFITOSIS
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi
pada kulit yang paling luar , karena jamur ini tidak dapat
mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar.
Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis
versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.
1.
PITIRIASIS
VERSICOLOR (Panu).
a.
Pengertian
Disebut juga Pityrosporum ovale / Pytirosporum
orbiculare / Tinea versicolor atau Panu disebabkan oleh jamur Malazzezia
furfur. Penyakit ini bersifat kronik , ditandai dengan adanya bercak putih
sampai coklat bersisik menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher,
tungkai dan kulit kepala. Infeksi terjadi jika jamur / hifa/ spora melekat
pada kulit. Penderita mengalami kelainan pada kulit , orang yang berkulit putih
maka jamur akan tampak bercak-bercak coklat atau merah ( hiperpigmentasi
) sedangkan pada penderita berkulit sawo matang / hitam maka jamur akan tampak
bercak-bercak lebih muda ( hipopigmentasi ). Dengan demikian warna kulit
tampak bermacam-macam ( versicolor).Penderita mengeluh merasa gatal jika
berkeringat atau tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita merasa malu
karena adanya bercak-bercak pada kulit. Penyebaran jamur ini melalui
kontak atau alat- alat pribadi yang terkontaminasi kulit penderita dan
predisposisi kebersihan pribadi.
b.
Organ yang
terkena
Penyakit ini sudah sangat familiar dimasyarakat
khususnya bagi yang bekerja berat dan penyakit ini menyerang pada kulit dada,
bahu, punggung, axilla, leher dan perut bagian atas.
c.
Diagnosa
Dengan pemeriksaan bahan pemeriksaan kerokan kulit
yang mengalami kelainan.
-
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan
alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan
ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan
dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 %
ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara
mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-
Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan
memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d.
Kultur
Jamur Malazzezia furfur belum dapat dibiakkan pada
media buatan.
e.
Terapi.
Dengan pemberian salisil / salep imidazol /
mikonazol / klotrimazol dan pemberian ketokonazol secara oral.
f. Gambar.
2.
TINEA NIGRA PALMARIS
a. Pengertian.
Tinea Nigra
Palmaris merupakan infeksi jamur yang mengenai tangan atau kaki yang mengalami
bercak-bercak putih atau hitam. Penyebabnya adalah Cladosporium werneckii. Infeksi jamur ini biasanya menyerang
telapak tangan atau kaki yang menimbulkan bercak-bercak warna tengguli hitam ,
tidak ada keluhan yang jelas hanya dari segi estetika kurang sedap dipandang
karena tampak kotor pada tangan dan kaki, kadang-kadang terasa gatal.
b. Organ yang terserang.
Penyakit
infeksi ini sering menyerang tangan dan kaki.
c. diagnosa
Bahan
pemeriksaan berasal dari kerokan kulit tempat infeksi, hasil
kerokan langsung dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan
KOH 10 %. Jamur akan tampak hifa dan tunas yang berwarna hitam atau hijau
tua dengan spora yang bergerombol.
d. Kultur
Jika
dikultur akan tampak koloni granuler yang berwarna hitam.
e. Terapi
-
Griseofulvin merupakan
obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel
utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 -
0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-
Ketokonazole. Obat
per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang
bersifat fungistatik.
-
Itrakonazole merupakan
suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang
bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-
Terbinafin berfungsi
sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama
2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.
f. Gambar.
3.
PIEDRA
Merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan,
keras melekat pada rambut. Ada dua jenis piedra yaitu : Piedra hitam dan
Piedra putih.
3.1 PIEDRA HITAM.
a.
Pengertian.
Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan
oleh Piedraia hortai. Infeksi
terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terinfeksi
mengalami kelainan berupa benjolan yang keras pada rambut yang berwarna coklat
kehitaman. Benjolan sulit dilepaskan jika dipaksakan rambut akan patah.
Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada saat menyisir rambut mengalami
kesulitan.
b.
Organ yang
terserang
Infeksi jamur ini menyerang rambut kepala.
c.
Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari potongan rambut yang
terinfeksi, dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %.
Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat berwarna tengguli dan
ditemukan askus yang mengandung askospora.
d.
Kultur
Jika ditaman pada media SGA tampak koloniyang
berwarna Hitam.
e.
Terapi.
-
Griseofulvin merupakan
obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel
utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 -
0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-
Ketokonazole. Obat
per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang
bersifat fungistatik.
-
Itrakonazole merupakan
suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang
bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-
Terbinafin berfungsi
sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama
2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.
f.
Gambar.
3.2. PIEDRA PUTIH
a.
Pengertian
Merupakan infeksi jamur pada rambut yang
disebabkan oleh Trichosporon
cutaneum. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora
jamur. Rambut yang terifeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang
tidak berwarna .
b.
Organ yang
terserang
Sama dengan piedra hitam yaitu menyerang pada rambut.
c.
Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang
terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10
%. Tampak anyaman hifa yang padat tidak berwarna atau putih kekuningan,
ditemukan arthrospora pada ujung hifa.
d.
Kultur
Bahan pemeriksaan jika ditanam pada media akan
tumbuh koloni yang berwarna kuning, granuler.
e.
Terapi
-
Griseofulvin merupakan
obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel
utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 -
0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-
Ketokonazole. Obat
per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang
bersifat fungistatik.
-
Itrakonazole merupakan
suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang
bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-
Terbinafin berfungsi
sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama
2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.
f.
Gambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar