Sabtu, 04 Mei 2013

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
“PENYAKIT AKIBAT JAMUR MIKOSIS SISTEMIK DAN
MIKOSIS SUPERFICIAL”

                                    Dosen Pengampu : dr. Danu Letariyanto





Logo+Poltekkes.jpg





                                              





                                              


                                               DISUSUN OLEH :
                                                NAMA            : MARNAAM
                                               NIM                 : P.174.24.212.021
                                               KELAS            : SAKURA / REGULAR 1




POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN MAGELANG
2012/2013


                   Fungi (jamur) termasuk dalam phylum Thallophyta. Sebagian besar hidup sebagai saprophy dan sebagian kecil sebagai parasit pada tumbuhan hewan dan manusia.
                   Fungi mempunyai dinding sel dan inti yang jelas. Dapat berupa sel tunggal, misalnya ragi atau terdiri atas banyak sel. Yang terdiri atas banyak sel, bentuknya memanjang berupa fillamen yang disebut hyphe. Hyphe ini ada yang berseptum ada yang tidak. Bila hyphe ini terus tumbuh dan bercabang-cabang, terbentuklah tumbuhan yang disebut miselium. Miselium yang menonjol dari permukaan substrat disebut mesilium aerial, miselium yang menembus ke dalam substrat dan yang mengabsorpsi zat makanan disebut miselium vegetatif.
http://aakbandaaceh.files.wordpress.com/2011/11/yeast.jpghttps://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcThyFtcVldy3S5QAEMlAy4Q0uD6BVY65i64uJ9crRwcGhQboAuRhttps://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQZGYr5KBFgGgTh_dirkL8cQ3jqqxkg6t8MJh2Qeyb1ffbFD3JT                   Fungi berkembang biak dengan jalan membelah diri, bertunas atau dengan spora.
 




                   a                                      b                                                c
 ket : a. Hyphe (mesillium) dari fungi yang terdiri atas banyak sel.
         b. Sel ragi (fungi sel tunggal) dari saccaromyces cerevisiae.
         c. spora jamur.
Di laboratorium jamur pathogen ditanam pada perbenihan Sabouraud glucosa agar. Perbenihan sabouraud glukosa agar terdiri atas :
                   Glukosa (maltosa)           40,0 gram
                   Pepton                            10,0 gram
                   Agar                                20,0 gram
                   Aqua                               1.000 cc
                   Pada perbanihan sabouraud glukosa agar ditambahkan chloramphenicol dan cyclphexamide untuk menghambat pertumbuhan kanker bakteri atau jamur saprophyt yang mungkin ada, sebagai kontaminan pada specimen. Perbenihan memiliki pH 5,7 (asam) agar bakteri tidak bisa tumbuh.  Fungi ada yang bermanfaat ada juga yang merugikan adalah sebagai berikut :
Ø  Yang bermanfaat
a.       Dalam proses pembusukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan sehingga menjadi mineral-mineral, untuk dikembalikan ke tanah agar dapat digunakan lagi oleh tumbuhan.
b.      Dalam proses-proses industri
Misalnya :
-  Saccharomyces cerevisiae untuk pembuatan alkohol atau bir, Aspergilus niger untuk pembuatan asam sitrat.
-  Untuk pembuatan antibiotika
Penicillin oleh Penicillium notatum
Fumagillin oleh Aspergillus fumigatus
-  Untuk pembuatan makanan
Oncom oleh Monilia sitophila
Tempe oleh Rhizophus nigricans
Tape oleh Sacchaaromyces sp.
Ø  Yang merugikan
a.       Merusak pakaian, buku-buku dan makanan yang disimpan lama.
b.      Menimbulkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.
Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis yatu mikosis sistemik dan mikosis superfisial.

























MIKOSIS SISTEMIK
(PRIMER DAN OPORTUNIS)
Mikosis sistemik merupakan infeksi jamur yang mengenai organ – organ dalam seperti jaringan subcutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus dan vagina. Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.
A.     INFEKSI SISTEMIK PRIMER : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamurzyaitu: 
1.      Nocardiosis
2.       Kriptokokosis
3.       Histoplasmosis
4.      Koksidioidomikosis
5.       Blastomikosis
B.     INFEKSI OPORTUNIS : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur yaitu :
1.       Kandidiasis
2.       Aspergilosis.
                   Berikut adalah penjelasan dari masing-masing infeksi diatas yang meliputi ; pengertian, organ yang diserang, diagnosa, kultur, terapi dan gambarnya.

A.   INFEKSI SISTEMIK PRIMER
1.      NOCARDIOSIS
a.      pengertian
              Nokardiadis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh Nocardia sp. Nocardia spesies terdapat dialam bebas,di tanah sebagai saprofit.Penyakit terjadi karena inhalasi jamur(terhirup).infeksi ini lebih sering terjadi pada laki – laki dari pada perempuan .manusia jarang terkena Nocardia sp. kecuali pada individu yang irnnunokomporis.terdapat dua bentuk nokardiosis yaitu nokardiosis sistemik dan nokardiosis misetoma. Sejarah : Nokardiosis padamanusia pertama kali dilaporkan oleh Eppinger (tahun 1890).Pada tahun 1895 Blanchard menggolongkan penyakit ini dalam genus Nocardia.
b.      Organ yang diserang
Paru-paru menyebar melalui darah dan dapat menginfeksi ginjal dan otak.
c.       Distribusi  Geografik
Nokardiosis ialah penyakit kosmopolit .Di Indonesia telah dilaporkaan penderita nokardiosis paru diantaranya disebabkan oleh  N. Brasiliensis
Morfologi:
Nocardia berukuran diameter < I mikron,bersifat Gram positif Nocardia asteroides, N. Brasiliensisbersifat tahan asam sebagian .Koloni Nocardia bersfat aerob.
d.      Patologi dan Gejala Klinis
Infeksi terjadi dengan inhalasi jamur,kelainan primer terdapat dalam paru dan menyerupai penyakit paru lain .Dengan penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain terutama ke otak dan ginjal.
Faktor predisposisi ialah keadaan umum yang baik termasuk gangguan sistem  imun.
e.       Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan sputum, biopsi dan bahan klinik lainnya. Pada pemeriksaan langsung dengan pulasan Gram atau tahan asam N. asteroides atau N. Brasiliensis tampak sebagai hifa halus bercabang dan tahan asam pada pulasan gram bersifat Gram positip. 
f.       Kultur.
Tumbuh lambat pada media jamur atau nutrient agar berwarna putih atau kuning dan secara aerob.pembiakan memerlukan waktu hingga 3 minggu. Koloni berbentuk Glabrous, irreguler atau granuler .
g.      Terapi
obat pilihan untuk nokardiosis ialah sulfonamid atau trimetropin – sulfometoksazol. sulfonamide diberikan 3 – 6 g/hari selama 6 – 12 bulan.Bila suudah menyebar ke otak, bisa diberikan sulfonamid karena obat ini mampu menembus cairan otak dan bertahan dalam konsentrasi tinggi.bila pasien alergi terhadap sulfonamid maka bisa diberian ampisilin,klidamisin,eritromisin atau minosiklin.Obt lain yang  juga bisa diberikan ialah kloramfenicol dan tetrasiklin.
h.      Gambar
http://trialx.com/curetalk/wp-content/blogs.dir/7/files/2011/05/diseases/Nocardiosis-1.jpg







2.      KRIPTOKOKOSIS
a.      Pengertian
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans . Jamur ini hidup ditanah yang mengandung kotoran burung merpati, menyebabkan penyakit Meningitis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui inhalasi ke paru –paru, jamur berkembang biak dalam alveoli dan dapat menimbulkan penyakit pada paru-paru jika faktor predisposisi mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan karena ringan, tetapi jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang menonjol barulah dilakukan pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
b.      Organ yang diserang
Terjadi diparu-paru dimana spora masuk melalui inhalasi dan jamur berkembang biak dalam alveoli dan dapat menimbulkan penyakit pada paru-paru jika faktor predisposisi mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan karena ringan, tetapi jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang menonjol barulah dilakukan pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
c.       Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan KHO tinta cina untuk melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval.
d.      Kultur
Biakan pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).
e.       Terapi
Obat yang dipilih adalah Amfoterisin B IV ± flusitosin 0,3-0,6 mg/kg/hari IV : dosis total : 15-20 mg/kg (amfoterisin) 100-150 mg/kg/hari po (flusitosin A). Pilihan lain : ketokonazol 200-800 mg/hari po atau flukonazol 200 mg/hari.
f.       Gambar
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQMXLOqluj0sAaryP2Tp1-qTtGd5nuoi0sFNYdF373zWdL216C4pQhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij4FChTB2IJMHvSfQnzbqK7UPrW5LzP-LO-uu7vrgJqqnRwcKNIEnIEANL-hyyz8lyOQYj7cCv5aDzqg6pUrtHTdny3E-ZWCjuvFax7XiOPUYCVBwrRCBKS9ZzOXXrjw7lWJyVDhkyUGA/s1600/yeast.jpg








3.      HISTOPLASMOSIS
a.       Pengertian
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur His toplasma capsulatumyang  bersifat dimorfik dan menyebabkan penyakit histoplasmosis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui inhalasi pada paru-paru dan menimbulkan peradarangan setempat, diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional. Dengan foto Rontgen tampak gambaran menyerupai tuberculosis paru. Jika infeksi dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi menyebar ke seluruh organ dalam dan dapat menimbulkan kematian.
b.      Organ  yang diserang
Di paru-paru jika spora masuk melalui inhalasi dan menimbulkan peradarangan setempat, diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional.
c.       Diagnosa 
Histoplasmosis dapat didiagnosis melalui sampel yang diambil dari jamur dahak, darah, atau organ yang terinfeksi. Juga dapat didiagnosis melalui deteksi antigens terhadap sampel darah atau urine dengan cara ELISA atau PCR. Juga dapat didiagnosis dengan tes antibodi terhadap Histoplasma di dalam darah. Tes kulit Histoplasma dapat juga menunjukkan apakah seseorang telah terpapar/terekspos penyakit ini, tetapi tidak dapat menunjukkan apakah mereka terkena penyakit (terinfeksi).
d.      Kultur
Bahan pemeriksaab ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni  : 
- Koloni Yeast jika diinkubasi pada suhu 37˚ C
- Koloni  Mold jika diinkubasi pada suhu ruang.
Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast tampak spora yang berbentuk oval.
Dan pada koloni mold jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka tampak hifa- hifa dan makrokonidia. 
e.       Terapi
Obat yang bisa digunakan adalah
-          Itrakonazol po, 200 mg bid po x 6-12 bulan, pilihan lain ketokonazol 400 mg/hari x 6-12 bulan (sampai 800 mg/hari) atau amfoterisin B 0,5-0,6 mg/kg/hari IV : dosis total : 30-40 mg/kg untuk penderita terpilih sakitnya serius mendapat imunosupresi atau gagal dalam pengobatan oral.
-          Itrakonazol po, 600 mg/hari x 3 hari, kemudian 200 mg bid po x 12 minggu. Pilihan lain : ketokonazol 400 mg/hari x 6-12 bulan (sampai 800 mg/hari) atau amfoterisin B 0,5-0,6 mg/kg/hari IV
-          Amfoterisin B IV Itrakonazol : 0,2-1,0 mg/kg/hari IV ; dosis total 30-40 mg/kg 600 mg/hari x 3 hari, kemudian 200 mg po bid.
-          Setelah sembuh dari infeksi ini maka akan terbentuk imunitas dalam tingkat tertentu yang mencegah terjadinya infeksi serupa. Jika infeksi telah menyerbar maka pemberian amfoterisin B sering kali dapat menyembuhkan. Akan tetapi pada penderita AIDS diperlukan terapi khusus.

f.       Gambar
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRsGopkwkYVyb_qg8-DBPjUtS87EfbCUmq1DvdgCnkPE8rmd45o
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwON21CtDUiOEb7QXoJbksJQVLwfbQRbEzcYl0O86_e10cqxJsToEkcqpg-jYCiRDEKKIoi0OACWLoz-SSqxT1VbVUJp9nWGgUwRo_pNgJ8aNivnTLS1FwF1oo3HOsFHI4zW9fiUAsYdg/s320/Makrokonidia.jpg


4.      KOKSIDIOIDOMIKOSIS
a.      Pengertian
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh Coccidioides immitis.Gejalanya mirip dengan pneumonia yang lain,berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang biasaya disertai dengan pleuritis.
b.      Organ yang terserang.
Paru-paru.
c.       Diagnosa
Bahan : sputum, cairan serebrospinalis,jaringan biopsi dan nanah.
-        Sediaan langsung KOH 10%
-        Pemeriksaan histopalogi
-        Biakan agar sabouraud pada suhu kamar
d.      Kultur
Biakan pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).
e.       Terapi
Koksidioidomikosis primer : sembuh sendiri
Koksidioidomikosis progredif : amfoterisin B intervena
f.       Gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWCTs3N8B8dN1bE7R-DDaBNSyzghLMfyFbcXpVvAOsLT6JWUaXM4IvBOLtsYft9HEpYpdrVCxvV7rHBYKPwXY87RfdBTijdk2rn82p0pkoeMuUcg5TOEUDHhOMbiEldHxhxyqL2XPpTQo/s1600/stevens-johnson-syndrome.jpg
5.       BLASTOMIKOSIS
a.      Pengertian
Blastomikosis adalah penyakit granulomatosa kronis dan supurativa yang mempunyai tahap paru primer yang seringkali diikuti dengan penyebaran ke bagian tubuh yanglain, terutama kulit dan tulang. Meskipun penyakit ini telah lama diperkirakan terbatas pada benua Amerika Utara, pada tahun-tahun belakangan ini kasus autokton telahdidiagnosis di Afrika, Asia dan Eropa. Semua bukti klinis dan epidemiologi yangtersedia mengindikasikan bahwa manusia dan binatang yang lebih rendah terkena blastomikosis dari beberapa sumber di alam. Meskipun demikian, habitat alami dari Blastomyces dermatitidis belum jelas, meskipun sebagian laporan mengatakan bahwaia diisolasi dari tanah
b.      Organ yang terserang.
saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf.
c.       Diagnosa
-        Bahan klinis:
Kerokan kulit, sputum dan bilas bronkus, cairan serebrospinal,cairan pleura, dan darah, sumsum tulang, urin dan biopsi jaringan dari berbagai organ dalam.
-        Mikroskopik langsung:
(a). Kerokan kulit harus diperiksa menggunakanKOH 10% dan tinta Parker atau calcofluor white mounts;
(b). Eksudat dancairan tubuh harus disentrifugasi dan sedimennya diperiksa denganmenggunakan KOH 10% dan tinta Parker atau calcofluor white mounts,
(c). Potongan jaringan harus diwarnai dengan PAS digest, Grocott’s methenaminesilver (GMS) atau pewarnaan Gram.

d.      Kultur
Biakan pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).
e.       Terapi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghuUJmlfvgRMa7zl-sNa1GM3KMcw24xtjQJqbs9fX65J_NGDF6Qu_8ho278UuAPoKlIDuTxfpgPMNPjnAb9ZNSfpRUhkpvbNEjmgeHgjZQ_CODwE13FyTR8uAG9JG7oV3WzRcm3Dk6LzE/s1600/liesmanpostvisceral.jpgMelalui pemberian ketokonazol dan intrakonazol selama 6 bulan akan bermanfaat.
f.       Gambar







B.   INFEKSI OPORTUNIS
1.      KANDIDIASIS 
a.      Pengertian
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang paling patogen adalah Candida albicans  dan paling sering ditemukan . Genus ini  hidup sebagai saprofit dan merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa, saluran pencernaan, vagina dialam ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu berbentuk hifa / speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan berbentuk ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit. Kandida berada pada jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah permukaan kulit atau mukosa yang luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh faktor virulensi, kolonisasi pada kulit serta terjadinya penurunan daya tahan tubuh. Faktor virulensi berperan dalam terjadinya adhesi candida pada endotel dan epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan mengatasi imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim proteinase aspartat untuk menembus sel jaringan inang.Terdapat beberapa bentuk gambaran klinik yaitu:
1. Kandidiasis kutis, terdiri dari : Kandidiasis intertriginosa, Paronikia, Diaper
    diseases (kandidiasis popok) dan Granuloma kandida
2. kandidiasis mukokotan terdiri dari :
o   Pada mulut : thrush, glosistis, stomatis, chelitis, perleche
o   Vaginitis
o   Bronkhus dan paru –paru
o   Saluran pencernaan
o   Kandidiasis mukokutan kronik
3.      kandidiasiszSistemikzterdirizdariz: Tractuszurinarius, Endokarditis, Meningitis, Septikemia, Kandidemia latrogenik dan Kandidiasis desiminata.

b.      Organ yang terserang
Organ yang sering terserang kandidiasis adalah kulit, kuku dan organ dalam tubuh (vaginitis, bronkhus,  paru –paru, saluran pencernaan,mulut).
c.       Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata, mukosa mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10 %. Secara mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram positip. Ditemukan blastospora, klamidospora, pseudohifa.
d.      Kultur
Pada media Sabaroud agar koloni tampak krem konsistensi smooth
Bau seperti ragi.
e.       Terapi
-        Nystatin S & S, Clotrimazole troches, Ketokonazol po, Fukonazol po : 500.000 unit 3-5x/hari x 10-14 hari 10 mg troches 3-5 x/hari x 10-14 hari 200-400 mg/hari po 50-200 mg/hari po.
-        Mikonazol topika : krim itervaginal (2%) atau supositoria (100mg) qd x 7 hari atau supositoria (200mg) qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-        Klotrimazol topika : krim intervanina (1%) atau tablet (100mg) qd x 7 hari atau supositoria (200 mg) qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-        Ketoknazol po : 200 mg po bid x 5-7 hari atau 400 mg po x 3 hari
-        Flukonazol po : 150 mg po x 1
-        Intrakonazol po : 400 mg, 200 mg/hari x 2 hari.
f.       Gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRQv_xN1GOcybRajhldOo4Sdnh2jIyt8Ulve76yoBHo4IeJ7WdO8oeeiZA_GVVlQ8PhetoXujaXvgmhuc2-ZIOGmLOVgJM9bV1E2AUzzHDiQWbuUiukhziz9JeMANJXjOZpbcyjMGpFXc/s400/candidiasis_cutaneous.jpghttps://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ5hNO4DfGPFrIV1g09yjfvEtJfYfkjiNOUeJ6pRVi_5F31kq9phttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGe_k1CuKHWgjGGPphP6J7osWHEF3W2MW4lRTwKYnQscf4hLInLU4cMfps07r9zQJCpyVIxplkPjCGEc2QFHLanOgwnauLJjoD0kN4hDeh7NizSj6tkzUfHRSWXatzQxqbQv2NsCDLZPM/s320/candida.jpg



                                                    
2.      ASPERGILOSIS
a.      Pengertian
 Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini terdapat dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi dari udara. Aspergilus termasuk jamur kontaminan. Species yang sering dianggap penyebab penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, A. flavus. Cara infeksi tergantung lokasi yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis kulit, Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik
b.      Organ yang terserang
Sering yang terserang adalah bagian kulit
c.       Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan langsung dari bahan pemeriksaan ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora, ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata
d.      Kultur
Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh  cepat pada suhu ruang membentuk koloni  mold yang granuler, berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi.  Aspergilus fumigatus koloni berwarna hijau, Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau kuning.   
e.       Terapi
-        Itrakonazol po : 400 g/hari, kurang efektif.
-        Amfoterisin B IV : 1.0-1,5 mg/kg/hari IV ; dosis total 30-40 mg/kg Flucytosine (100 mg/kg/hari po) atau rifampin (600 mg/kg/hari po) kadang-kadang ditambahkan tetapi kemanjurannya tidak dapat dipastikan.
f.       Gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQIZnfcVeoc64d9yGeHuqwoqX9sizd0iSGI_aJfU3XRlQDusgH-g8NN6Qglo3QJ7Ugy_6ZDKZZrxS6VJbTZnPxdBWTfpPu-mZriDRIFTjYaQHCh0ns1PTXqE4OpgiugWicubEwhn12Zdo/s320/aspergillus.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPRg56DX74SAqvFNFYH8nMSyPcWgQSUFe-3OBHP5BXuepFjrAtoNf8nMDcZUh4mxcPJ4pRyrpg92qyPo9RZFvtd_dFBdVkwo_Y9wuDQ7GyToaUbaSDrndkcvLPpcB3A1QxcbE4ERKXH_E/s320/aspergillus1.jpg























MIKOSIS SUPERFICIAL
            Mikosis superfisial yaitu nikosis yang menyerang kulit,kuku dan rambut terutama disebebkan 3 genera jamur yaitu Trichopyton, microsporum dan epidermophyton. Bahan pemerikasaan untuk labotarim berupa bagian yang terkena infeksi seperti rambut, kerokan dari lesi-lesi kulit dan kuku.
            Pencegahan penyakit dengan mencegah kontak dengan penderita, meningkatkan hygiene pribadi dan senitasi lingkungan. Penyakit ini banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan penyakit rakyat. Berdasarkan topografinya ( bentuk klinis ) Mikosis Superfisialzadaz2zyaituz: Dermatofitosis dan Non dermatofitosis.

A.  DERMATOFITOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin kulit  ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampaim stratum basalis.Penyebabnya adalahzgenus : Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari penderita ( manusia / Antropofilik ). Berdasarkan daerah infeksi  ada beberapa istilah yaitu :
- Tinea Capitis ( jamur yang menyerang daerah kepala )
- Tinea Barbae  ( menyerang daerah jenggot )
- Tinea Cruris ( menyerang daerah pantat ) 
- Tinea Pedis ( menyerang kaki )
- Tinea unguium ( menyerang kuku )
- Tinea Corporis ( menyerang badan )
- Tinea interdigitalis  ( menyerang jari kaki, tangan ).

1.      TINEA CAPITIS (jamur yang menyerang daerah kepala).
a.      Pengertian
Adalah infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala. Disebabkan oleh genus Mycroportum dan Trichophyton. Rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendej-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah.
b.      Organ yang terserang
Penyakit infeksi jamur ini hanya menyerang pada daerah kepala.
c.       Diagnosa
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d.      Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna putih bila dibalik tampak warna merah.
e.       Terapi
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ6vMlV5lnURbCYNNo5YHNePQsnZyfofhgCYOUwaOHD_z0NsTqJwQpada infeksi kuli kepala rambut dapat dicabut degan tangan, sering keramas dan mengunakan krim antijamur mikonizol
f.       Gambar



2.      TINEA BARBAE  ( menyerang daerah jenggot ).
a.      Pengertian
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan kulit leher, rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
b.      Organ yang terserang
Yang sering terserang pada daerah yang berjanggut dan kulit leher.
c.       Diagnosa
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.

d.      Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna putih bila dibalik tampak warna merah.

e.       Terapi
-          Mikonazol topika : krim itervaginal (2%) atau supositoria (100mg) qd x 7 hari atau supositoria (200mg) qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-          Klotrimazol topika : krim intervanina (1%) atau tablet (100mg) qd x 7 hari atau supositoria (200 mg) qd x 3 hari (dapat diperbolehkan tanpa resep).
-          Ketoknazol po : 200 mg po bid x 5-7 hari atau 400 mg po x 3 hari

f.       Gambar
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQwuzb62J06C84iAcF-vmT1s41t_4eCSElTtah488jOvi8MMlz_IAhttps://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLeXzpLvlfEsuJBRFddLLYTqp3-hvzaBT8eyNauET_eyDOLzOyAg







3.      TINEA CRURIS ( menyerang daerah pantat ).
a.      Pengertian
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp. Pencegahan dengan menjaga htgiene pribadi, jangan meminjam pakaian ataupun handuk penderita.
b.      Organ yang terserang
Yang terserang pada daerah pantat.
c.       Diagnosa
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.

d.      Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna putih bila dibalik tampak warna merah.

e.       Terapi
-          Ketokonazole. Obat per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang bersifat fungistatik.
-          Itrakonazole merupakan suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.

f.       Gambar.
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRkHc9rrv-xdaM5Y_gcg06_Z_7VChwfmVPCyP_IdB2CXSgeu3J7Nwhttps://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQppjQXK4VX5J9qGmYzWC-kivd9TILnfVVt4Snc77rV7rOn_sir








4.       TINEA PEDIS ( menyerang kaki ).
a.      Pengertian
Merupakan penyakit Infeksi menyerang jaringan antara jari-jari kaki dan berkembang menjadi vesikel-vesikel kecil yang pecah dan mengeluarkan cairan encer, disebabkan oleh Trichophyton rubrum, T. Mentagrophytes, Epidemirmophyton floccosum.Kulit antara jari kaki mengalami pengelupasan dan kulit pecah-pecah, dapat juga terjadi infeksi skunder. Pencegahannya dengan jaga kebersihan badan dan lingkungan.
b.      Organ yang terserang
Hanya menyerang pada bagian kaki saja.
c.       Diagnosa.
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.

d.      Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna putih bila dibalik tampak warna merah.

e.       Terapi
Fase akut : rendam dalam kalium permanganat 1 : 5000 sampai peradangan mereda, kemudian berikan bahan kimia anti jamur (asam benzoat, asam salisilat, krim asam undersilat, krim mikonazol).Pada fase menahun : Berikan bahan kimia krim antijamur pada waktu malam dan bahan kimia bedak antijamur pada siang hari.
f.       Gambar
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcStk1uGExT8PT6EOJqpkElFTbehT7oVBkCDCBCkRq6SOY_IUQNtDwhttps://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQj1yK2DOxB4LRXGWPy1Z6Zs_B6jsb2_c18Edt8nfTlRF5XpNCLKQhttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/62/Tinea_pedis_1319.jpg







5.       TINEA UNGUIUM ( menyerang kuku ).
a.      Pengertian
Tinea unguium (ringworm of the nail) adalah kelainan lempeng kuku yang disebabkan oleh invasi/infeksi jamur dermatofit. Sedangkan onikomikosis adalah invasi/infeksi pada kuku yang disebabkan oleh jamur yang termasuk dermatofit, kandida, dan kapang yang lain.
b.      Organ yang terserang
Yang sering terserang pada kuku kaki dan kuku tangan.
c.       Diagnosa
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.

d.      Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna putih bila dibalik tampak warna merah.


e.       Terapi
Pengobatan dapat secara topikal maupun sistemik, tetapi umumnya pengobatan topikal tidak efektif. Pengobatan topikal dapat diberikan bila hanya 1-2 kuku yang terkena dan tidak sampai menyerang matriks kuku.
Beberapa cara pengubatan topikal dapat digunakan:
1. Cara klasik menggunakan obat antidermatofit topikal dan sedapat mungkin menghilangkan bagian yang rusak misalnya dengan pengikiran atau kuretase kuku. Obat antidermatofit yang dapat dipakai antara lain golongan azol, haloprogin, siklopiroksilamin, dan alilamin. Solusio glutaraldehid 10 % dan krim tiabendazol 10 % dengan bebat oklusif juga dapat digunakan.
2. Avulsi (pengangkatan) kuku yang diikuti pemberian obat antidermatofit topikal. Avulsi kuku dapat dilakukan dengan bedah skapel atau bedah kimia, misalnya dengan menggunakan urea. Sediaan kombinasi urea 40 % dan bifonazol yang terdapat di beberapa negara juga dapat dipakai untuk cara ini.
3. Obat topikal lain antara lain cat kuku berisi siklopiroksolamin 5% dan cat kuku berisi amorofilin 5%. 
Untuk pengobatan sistemik dapat dipakai:
1. Griseofulvin 0,5 – 1 gram/hari. Untuk infeksi kuku tangan dibutuhkan pengobatan rata­-rata 4-6 bulan, sedangkan untuk kuku kaki 8-18 bulan. Tetapi keberhasilan pengobatan ini rendah dan rekurensi tinggi.
2. Itrakonazol. Semula dianjurkan penggunaan dosis 200 mg per hari selama 3 bulan pada infeksi kuku kaki. Akhir-akhir ini penggunaan terapi pulse 400 mg per hari selama seminggu tiap bulan memberi hasil baik dalam 3 bulan.
3. Terbinafin. Dosis 250 mg per hari selama 1,5 bulan pada infeksi kuku tangan dan selama 3 bulan pada kuku kaki. 
Kombinasi pengobatan sistemik dan topikal dapat meningkatkan angka kesembuhan selain mengurangi masa penggunaan obat sistemik, misalnya pada kombinasi griseofulvin dengan amorolfin cat kuku serta kombinasi griseofulvin dengan solusio tiokonazol.

f.       Gambar .
http://trialx.com/g/Tinea_Unguium-5.JPGhttps://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQm4hmLA_U1UGGroJ2VXpjB8h3qRGK3TKC_y9v_L8Ou2NlHzd01http://3.bp.blogspot.com/-AV2phwXsfvw/UCNPqZ_NT1I/AAAAAAAAAQM/6-MRM3F5KuY/s1600/tinea_unguium.jpg








6.      TINEA CORPORIS ( menyerang badan ).
a.      Pengertian
Tenea Corporis atau Tinea Kurtis (Kurap) adalah penyakit yang menyerang kulit tubuh yang tidak berambut, disebabkan oleh serangan jamur T. Rubrum, T metagrophytes, E. floccosum. Hifa tumbuh aktif ke arah pinggir cincin stratum korneum yan belum terserang. Sering menimbulkan lesi-lesi anuler kurap, dengan bagian tengah bersisik dikelilingi oleh pingiran merah meninggi sering mengandung volikel. Waktu hifa menjadi tua dan memisahkan diri menjadi artrospora, sel-sel yang mengandung artrosphora mengelupas, sehinga pada beberapa kasus terdapat bagian tengah yang bersih pada lesi kurap.Pencegahannya dengan jaga kebersihan badan dan lingkungan.
b.      Organ yang terserang.
Bisa menyerang pada seluruh tubuh terutama pada orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
c.       Diagnosa
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.

d.      Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna putih bila dibalik tampak warna merah.

e.       Terapi
Gunakan asam benzoat, asam salisilat, krim asam undersilat, krim mikonazol.
f.       https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQJ_6KE6DUPn3vuuHnHuBECbsZOYyPz4Q8u6NsQ2rmmIee2ZCu8Gambar.
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTEDjz66oCY5xh58dQIlvfb2fFyScv3GD61DWnXvUYcrUto3quL







7.      TINEA INTERDIGITALIS  ( menyerang jari kaki, tangan ).
a.      Pengertian.
Penyakit yang menyerang jari kaki dan tangan kususnya karena kelembaban kulit dan kekebalan tubuh yang rendh
b.      Organ yang terserang
Menyerang pada jari kaki dan tangan.
c.       Diagnosa
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.

d.      Kultur
Setelah 2 minggu koloni seperti beludru, berwarna putih bila dibalik tampak warna merah.

e.       Terapi

-          Griseofulvin merupakan obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 - 0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-          Ketokonazole. Obat per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang bersifat fungistatik.
-          Itrakonazole merupakan suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-          Terbinafin berfungsi sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama 2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.
f.       Gambar.
http://www.dermnet.com/dn2/allJPG3/erosio-interdigitalis-blastomycetica-21.jpghttps://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQwlfPpQt9H4FzxGJJlYrDaHmGMpPqohnXsDPiUO5e6XxZhkauY






B.  NON DERMATOFITOSIS
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar , karena jamur ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.    
1.      PITIRIASIS VERSICOLOR (Panu).
a.      Pengertian
Disebut juga  Pityrosporum ovale / Pytirosporum orbiculare / Tinea versicolor atau Panu disebabkan oleh jamur Malazzezia furfur. Penyakit ini bersifat kronik , ditandai dengan adanya bercak putih sampai coklat bersisik menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher, tungkai dan kulit kepala. Infeksi terjadi jika jamur / hifa/ spora melekat pada kulit. Penderita mengalami kelainan pada kulit , orang yang berkulit putih maka jamur akan tampak bercak-bercak coklat atau merah  ( hiperpigmentasi ) sedangkan pada penderita berkulit sawo matang / hitam maka jamur akan tampak bercak-bercak lebih muda ( hipopigmentasi ). Dengan demikian  warna kulit tampak bermacam-macam ( versicolor).Penderita mengeluh merasa gatal jika berkeringat atau tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita merasa malu karena adanya bercak-bercak pada kulit. Penyebaran jamur ini melalui kontak atau alat- alat pribadi yang terkontaminasi kulit penderita dan  predisposisi kebersihan pribadi.
b.      Organ yang terkena
Penyakit ini sudah sangat familiar dimasyarakat khususnya bagi yang bekerja berat dan penyakit ini menyerang pada kulit dada, bahu, punggung, axilla, leher dan perut bagian atas.
c.       Diagnosa
Dengan pemeriksaan bahan pemeriksaan kerokan kulit yang mengalami kelainan.
-        Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
-        Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
d.      Kultur
Jamur Malazzezia furfur belum dapat dibiakkan pada media buatan.
e.       Terapi.
Dengan pemberian salisil / salep imidazol / mikonazol / klotrimazol dan pemberian ketokonazol secara oral.
f.       https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTjgC9-in6Pa-1yzvzwgUqpmhqsW9gf2SHbDd0NDbFTy1LulF059gGambar.
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQd_ANRV5XmuKr4lNiJteJXI_bSzT5yK2NRsM3yI4rjged44WAR1A









2.      TINEA NIGRA PALMARIS
a.      Pengertian.
Tinea Nigra Palmaris merupakan infeksi jamur yang mengenai tangan atau kaki yang mengalami bercak-bercak putih atau hitam. Penyebabnya adalah Cladosporium werneckii. Infeksi jamur ini biasanya menyerang telapak tangan atau kaki yang menimbulkan bercak-bercak warna tengguli hitam , tidak ada keluhan yang jelas hanya dari segi estetika kurang sedap dipandang karena tampak kotor pada tangan dan kaki, kadang-kadang terasa gatal. 
b.      Organ yang terserang.
Penyakit infeksi ini sering menyerang tangan dan kaki.         
c.       diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit tempat infeksi, hasil kerokan langsung dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan KOH 10 %. Jamur akan tampak hifa dan tunas yang berwarna hitam atau hijau tua dengan spora yang bergerombol.
d.      Kultur 
Jika dikultur akan tampak koloni granuler yang berwarna hitam.
e.       Terapi
-          Griseofulvin merupakan obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 - 0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-          Ketokonazole. Obat per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang bersifat fungistatik.
-          Itrakonazole merupakan suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-          Terbinafin berfungsi sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama 2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.

f.       Gambar.
http://mizzouderm.com/uploads/4/4/2/3/4423869/4058776_orig.jpg?210https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRDLUwnLg4n-FM5vMyySrB4OIRdi3-fA-bysI01t0P39V_SQz-Uiw



https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQusViQ-vpC0GqxgtMjgk3z9X5pK7UbNOdwm8cz7t0I1merJObmVw


3.      PIEDRA
Merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan, keras melekat pada rambut. Ada dua jenis piedra yaitu : Piedra hitam dan Piedra putih.
3.1  PIEDRA HITAM.
a.      Pengertian.
Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan oleh  Piedraia hortai. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terinfeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang keras pada rambut yang berwarna coklat kehitaman. Benjolan sulit dilepaskan jika dipaksakan rambut akan patah. Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada saat menyisir rambut mengalami kesulitan.
b.      Organ yang terserang
Infeksi jamur ini menyerang rambut kepala.
c.       Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari potongan rambut yang terinfeksi, dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %.  Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat berwarna tengguli dan ditemukan askus yang mengandung askospora. 
d.      Kultur
Jika ditaman pada media SGA tampak koloniyang berwarna Hitam.
e.       Terapi.
-          Griseofulvin merupakan obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 - 0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-          Ketokonazole. Obat per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang bersifat fungistatik.
-          Itrakonazole merupakan suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-          Terbinafin berfungsi sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama 2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.
f.       https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQhOCfj16GQBPXlCIymKN9JhtOyU5Q5imwmGwXFtfv3Qh20fj3iGambar.
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSy7WOMbJsOI1JpNC53u1yNPeIlK07F-XxGTIZ4zta79h5W8T8i





3.2. PIEDRA PUTIH
a.      Pengertian
Merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon cutaneum. Infeksi terjadi karena  rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terifeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang tidak berwarna .   
b.      Organ yang terserang
Sama dengan piedra hitam yaitu menyerang pada rambut.
c.       Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %. Tampak anyaman hifa yang padat tidak berwarna atau putih kekuningan, ditemukan arthrospora pada ujung hifa.
d.      Kultur
Bahan pemeriksaan jika ditanam pada media akan tumbuh koloni yang berwarna kuning, granuler.
e.       Terapi
-          Griseofulvin merupakan obat yang bersifat fungistatik. Griseofulvin dalam bentuk partikel utuh dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 - 0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg BB.
-          Ketokonazole. Obat per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazole yang bersifat fungistatik.
-          Itrakonazole merupakan suatu antifungal yangdapat digunakan sebagai pengganti ketokonazole yang bersifat hepatotoksik terutama bila diberikan lebih dari sepuluh hari.
-          Terbinafin berfungsi sebagai fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama 2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung berat badan.

f.       Gambar.
http://www.51qe.cn/pic/30/12/17/25/b/09701.jpg 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar